Aug 5, 2013

Surat untuk Ramadhan

Hai Ramadhan... Bersamamu sungguh sebuah kenikmatan yang tidak tertara untukku.
tapi kini kau akan segera meninggalkanku...

aku teringat hari-hari pertama kehadiranmu...

 kau datang di saat diri ini belum siap menerima kehadiranmu. aku yang masih saja asik dengan duniaku. yang melalaikan akan hadirnya dirimu. padahal dari jauh sebelumnya kau telah memberitahukan akan kehadiranmu dengan hadirnya sahabat setiamu Rajab dan Sya'ban. keduanya menganjurkan agar aku mulai mempersiapkan diri untuk kehadiranmu... dengan memperbanyak dan membiasakan diri beribadah serta melakukan hal-hal yang kau sukai... tapi aku tidak mengindahkan  anjuran tersebut...

hingga di saat kau benar-benar hadir.. aku kaget.. sambutku terhadapmu pun tidak maksimal... bahkan aku tidak mampu berkhidmah padamu dengan baik.. tidak sepenuhnya menghadirkan jiwa dan raga ini untukmu...

namun.. seiring waktu berjalan, aku mulai terbiasa dengan kehadiranmu... aku mulai nyaman dalam dekapanmu... dekapan yang selalu menenangkan... karena di dalamnya penuh dengan alunan merdu kalam Illahi dan asma-Nya. rengkuhan yang setiap inci geraknya adalah pahala. sungguh engkau adalah nikmat yang tiada tertara...

namun kini... di saat aku sedang terlena dengan nikmat dan indahnya dekapan sucimu.. kau akan segera meninggalkanku... agar berganti dengan hadirnya bulan kemenangan... namun... termasukkah aku ke dalam orang-orang yang menang??? karena hingga di ujung jumpamu aku masih belum berkhidmat dengan segenap jiwa dan raga... 

akankah kita berjumpa lagi di kehadiranmu selanjutnya??? aku tak ingin meninggalkanmu, namun kau meninggalkanku dengan begitu gagah. karena kau telah mengantarkan semua yang aku butuhkan... telah memfasilitasi semua yang kebutuhkan...

aku berjanji padamu Ramadhan... dan aku berharap... semoga aku bisa mempertahankan semua yang telah kau ajarkan padaku... bisa terus mempertahankan khidmat suci ini pada Tuhanku sebagaimana yang telah kau fasilitasi semuanya...

kau blilang padaku bahwa kau hanyalah perantara agar aku bisa semakin dekat dengan Tuhanku... semoga aku bisa menjaganya bahkan semakin dekat lagi dengan Tuhanku meski kau akan meninggalkanku.. 
dan kelak ketika kita berjumpa lagi dikesempatan yang akan datang, aku bisa dengan bangga mempersembahkannya padamu dan tidak kaget lagi menerima kehadiranmu...

salam rindu untukmu Ramadhan... terima kasih untuk segala yang telah kau beri...

kullu 'am wa antum bi khair...

Cairo, 27 Ramadhan 1434 H / 5 Agustus 2013

May 7, 2013

Ternyata Rasulullah Saw Pernah Galau Juga


Ternyata Rasulullah Saw pernah galau juga...

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim , dari Aisyah Ra. beliau berkata: Malaikat Jibril As. berjanji untuk menemui Rasul Saw. suatu waktu. Pada saat waktunya tiba, Rasulullah menunggu Malaikat Jibril diwaktu yang telah ditentukan. Dan Jibril tidak datang. Pada saat itu Rasulullah Saw. memegang sebuah tongkat ditangannya, kemudian beliau lemparkan tongkat tersebut dan berkata: "Allah dan Rasul-Nya (Malaikat-Nya) tidak pernah mengingkari janjinya". Kemudian beliau memalingkan wajahnya dan mendapati ada seekor anak anjing di bawah tempat tidurnya. Beliau bersabda:" Ya Aisyah sejak kapan anjing ini ada di sini?". Aisyah Ra. menjawab:"Demi Allah saya tidak tahu". Kemudian Rasulullah memerintahkan untuk mengeluarkan anjing tersebut. setelah itu (barulah) Malaikat Jibril datang. Maka Rasulullah berkata kepada Jibril :" engkau telah berjanji padaku, aku telah menunggumu di sini tetapi engkau tidak datang". Maka Jibril As. menjawab:"ada seekor anjing yang menyebabkan terhalangnya aku untuk datang ke rumahmu. sungguh bahwasanya kami tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar".

Dalam hadis di atas jelas sekali kegalauan Rasulullah ketika Malaikat Jibril tak jua datang untuk menepati janji yang telah dibuatnya. Sehingga beliau sampai melemparkan tongkat yang sedang beliau pegang yang menunjukkan betapa resahnya beliau, karena Allah dan Malaikat-malaikatnya tidak pernah mengingkari janji.

Dalam kitab Fathul Mun'im di jelaskan bahwa kegalauan Rasulullah yang begitu resah menunggu kedatangan Jibril dari malam hari hingga menjelang pagi membuat beliau merasa sangat sedih. bahkan beliau sampai memukul-mukul tongkat yang sedang beliau pegang atau membuat garis/tulisan di pasir menggunakan tongkatnya sebagai ungkapan rasa resah dan harap-harap yang  menghantui pikirannya.

Bahkan dalam riwayat lain dari Maimunah Ra. mengatakan bahwa Rasulullah Saw. sampai cemberut sepanjang hari karena Jibril tak juga datang.

Sebab kegalauan Rasul adalah karena ada anak anjing yang masuk ke dalam rumah Rasulullah. Karena Malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar.

Gejala galau ternyata bisa menimpa siapa saja. Tinggal galaunya berkwalitas atau tidak.. Kalau Rasulullah galaunya sangat berkwalitas karena menunggu makhluk utusan Allah untuk menyampaikan wahyu atau bahkan sekedar untuk menghibur Rasulullah.

Kalau kita??? ^_^

Feb 6, 2013

Kunjungan Presiden SBY ke Al-Azhar Kairo

Pagi ini (6/2) Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Universitas Al-Azhar Kairo.Tepatnya kedatangan beliau adalah untuk meninjau pembangunan asrama untuk mahasiswa Indonesia di atas lahan seluas 14 ribu meter persegi, yang merupakan tanah wakaf dari Universitas Aal-Azhar untuk mahasiswa Indonesia.


Dalam kunjungan tersebut beliau memberikan sambutan yang cukup singkat tentang peran Al-Azhar terhadap dunia dan juga terhadap Indonesia. Yang dengannya telah melahirkan banyak para pemimpin dan ulama di Indonesia. 

Sesaat setelah kedatangan Presiden SBY



Suasana mahasiswa/i Indonesia  sibuk menyimak sekalgus mengabadikan gambar
Presiden SBY


Di akhir pidatonya beliau menyampaikan pesan untuk Grand Syaikh Al-Azhar yang pada saat itu diwakili oleh Wakil Grand Syaikh  Al-Azhar Prof Dr Abdul El-Thawaf Kutub dan Wakil Rektor Univesitas Al-Azhar Prof Dr Farid Hamadah "Saya menitipkan anak-anak kami tersayang, mahasiswa-mahasiswa Indonesia, tolong didik mereka menjadi pemimpin dan tokoh negara bahkan bagi dunia".

Setelah selesai berpidato, beliau berkelililng melihat proses pembangunan asrama yang baru sebatas pondasi. rencananya pembangunan ini akan selesai pada 2015.

Kunjungan inipun tidak belangsung lama. karena setelah keliling sebentar beliau langsung bertolak untuk menghadiri KTT (konferensi Tingkat Tinggi) di Hotel Fairmmont kawasan Heliopolis, Kairo, Mesir.


Nov 5, 2012

Napak-tilas Perjalanan dan Manasik Haji



Ibadah haji merupakan salah satu rukun islam yang wajib diimani dan dijalankan oleh seorang muslim yang mampu untuk melaksanakannya. Yang dimaksud dengan 'mampu' di sini adalah mampu secara jasmani dan rohani, serta secara finansial. karena ibadah ini merupakan ibadah terberat bagi seorang muslim. Karena harus menempuh perjalanan jauh (bagi umat islam yang tidak berdomosili di Makkah dan sekitarnya) yang membutuhkan biaya besar dan kesiapan jasmani yang baik.

Namun, dibalik perjalanannya yang berat terdapat pahala dan hikmah yang sangat besar disetiap manasiknya. Karena setiap manasik haji yang dilakukan adalah napak-tilas dari perjalanan hamba-hamba Allah yang taat pada-Nya. Seperti perjalanan kisah sebuah keluarga yang taat dan patuh pada perintah Allah SWT, yaitu keluarga Nabi Ibrahim as. Mulai dari perjalanan Kenabian beliau sampai pada pengorbanan seorang hamba pada Tuhannya yang semua dilakukan semata-mata karena untuk menjalankan perintah-Nya dengan penuh keikhlasan.

Berikut ini beberapa bentuk manasik haji yang bisa kita napak-tilasi selain dari sisi keibadahannya.


1.       Talbiah




Dalam melaksanakan ibadah haji, kita disunnahkan untuk banyak berdzikir dan mengucap kalimat talbiah. Yaitu labbaika Allahumma labbaik labbaikka laa syariika laka labbaik inna alhamda wa anni’mata laka wa almulka laa syariika laka.

Menurut Ibnu Abd al-Barri yang diambil dari perkataan para ahli ilmu bahwa makna dari kalimat talbiah adalah jawaban terhadap seruan Nabi Ibrahim as. kepada umatnya ketika Allah mengizinkan umatnya untuk melaksanakan ibadah haji setelah ka’bah selesai dibangun.

Nabi Ibrahim as.berseru kepada umatnya: “ Wahai manusia sekalian diwajibkan atas kamu menunaikan ibadah haji ke Bait al-‘Atiq”. Dan mereka menjawab seruan tersebut dengan mengucapkan kalimat talbiah.

Sedangkan menurut Ibn al-Munir dalam kitab al-Hasyiyah beliau mengatakan bahwa disyari’atkannya mengucapkan kalimat talbiah adalah sebagai penghormatan dan pemuliaan Allah kepada hamba-Nya yang datang berbondong-bondong menuju rumah-Nya untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya.

2.       Thawaf



Thawaf termasuk salah satu rukun haji yang wajib dikerjakan oleh orang yang melaksanakan ibadah haji. Jika thawaf di ka’bah ini ditinggalkan maka tidak sah hajinya.

Thawaf di ka’bah sudah dilakukan sejak zaman Nabi Ibrahim as. Sejak beliau selesai membanngun ka’bah bersama putra tercintanya Nabi Isma’il as. Dan Allah mengizinkan umat beliau untuk melaksanakan ibadah haji.

Manasik haji yang disyariatkan pada masa Nabi Ibrahim as. Berbeda dengan manasik haji yang disyariatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang sama diantara rangkaian manasik kedua syariat tersebut adalah thawaf di ka’bah.

3.       Sa’i antara bukit Shafa dan Marwah




Sa’i antara bukit Shafa dan Marwah adalah napak-tilas dari kisah Nabi Ismail as. bersama ibundanya Siti Hajar. Suatu ketika Nabi Ibrahi as. menerima wahyu dari Allah untuk membawa Siti Hajar bersama putranya Ismail ke sebuah lembah yang tidak berpenghuni dan kering kerontang. Sebagaimana yang tertulis dalam surat Ibrahim ayat 37. Sesampainya di lembah tersebut yang sekarang dikenal dengan nama kota Makkah, Nabi Ibrahim as. meninggalkan keduanya tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan hanya meninggalkan sedikit makanan dan air.

Ketika Nabi Ibrahaim as. melangkah untuk meninggalkan anak dan istrinya, Siti Hajar mengikutinya dari belakang sambil berkata:”Wahai suamiku… Hendak kemanakah engkau? Apakah engkau akan meninggalkan kami di lembah yang tidak berpenghuni ini?”. Namun Nabi Ibrahin tidak menjawabnya dan terus berjalan. Kemudian Siti Hajar kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama tetapi tetap tidak mendapat jawaban. Hingga akhirnya Siti Hajar menyadari bahwa yang dilakukan oleh suaminya adalah karena perintah Allah dengan mengatakan:”Apakah ini perintah Allah?”. Nabi ibrahim pun akhirnya menjawab:”Iya. Benar “. Siti Hajar pun menjawab:” kalau begitu kami tidak akan merasa takut karena Allah bersama kami yang Dia jugalah yang memerintahkanmu untuk mengirim kami ke lembah ini”.

Setelah beberapa hari selepas ditinggal Nabi Ibrahim as., habislah perbekalan mereka. Keduanya pun kehausan dan diiringi dengan tangisan Nabi Ismail yang membuat Siti Hajar merasa sangat khawatir. Sehingga beliau berlari mencari air dan mendaki bukit Shafa, namun beliau tidak menemukannya. Kemudian beliau kembali melihat Nabi Ismail yang semakin pecah tangisannya karena kehausan. Kemudian beliau berlari menuju bukit Marwah. Dan di sana beliaupun tidak menemukan air. Dan beliau terus berlari memutari lembah bukit Shafa dan Marwah hingga sebanyak tujuh kali. Dan setelah beliau merasa lelah beliau kembali ke tempat Nabi Ismail diletakkan. Dan alangkah terkejutnya beliau karena dari gertakan kaki mungil Nabi Ismail mengalir mata air yang sangat jernih yaitu mata air zamzam.

Dari sinilah disyariatkan dalam manasik haji sa’I antara bukit Shafa dan Marwah untuk mengingat perjuangan Siti Hajar dan Nabi Ismail as. dalam memenuhi perintah Allah dan ikhlas menjalaninya serta tidak takut meski berada di lembah yang gersang tak berpenghuni. Dan keyakinan yang sangat kuat bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang berada di jalan-Nya.

4.       Jamarat




Melempar jumroh adalah termasuk salah satu wajib haji. Yang jika ditinggalkan, hajinya tetap sah tetapi diharuskan untuk membayar dam (denda). Melempar jumroh terdiri dari 3 bagian. Yaitu jumroh ula, wustha dan ‘aqabah.

Adapun napak tilas dari lempar jumroh ini adalah bahwa dahulu kala  Nabi Ibrahim as. ketika melawan iblis beliau melemparinya dengan batu kerikil kecil. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. bahwasanya ketika Nabi Ibrahim as. diperintahkan untuk melakukan manasik haji, syaitan menghalangi beliau ketika sedang sa’i dan mendahuluinya, kemudian Nabi Ibrahim mendahuluinya juga. Kemudian ketika malaikat Jibril dan Nabi Ibrahim menuju jumrah ‘aqabah keduanyapun dihalangi oleh syaitan, maka keduanya melempari syaitan tersebut dengan tujuh batu kecil dengan tujuh kali lemparan. Begitupula ketika keduanya hendak menuju jumrah Wustha, syaitan menghalangi kembali dan keduanya kembali melemparinya dengan batu kecil sebanyak tujuh kali lemparan (HR. Ahmad).


5.       Qurban



Perintah untuk berqurban pada hari raya idul adha adalah salah satu bentuk napak tilas dari kisah kesabaran dan keikhlasan seorang ayah bersama putra tercintanya yaitu Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as.

Ketika Nabi Ismail as. Beranjak dewasa, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya melalui mimpi untuk menunjukkan ketaatannya pada Tuhannya. Maka dengan penuh rasa sedih beliau mendatangi putranya dan menceritakan mimpi yang beliau lihat dalam tidurnya. Sebagaimana yang tertulis dalam surat As-Shaffat ayat 102. Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan Nabi Ismail as. menerima perintah Allah.

Dan manakala Nabi Ibrahim telah siap untuk menyembelih putra kesayangannya semata-mata hanya karena Allah dan mentaati perintahnya, Allah menurunkan wahyu dan mendatangkan seekor kambing putih yang besar dari syurga sebagai ganti dari putranya. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh ibnu Abbas ra. Tentang firman Allah SWT yang berbunyi و فديناه بذبح عظيم  yaitu didatangkan padanya (Ibrahim as) kambing dari syurga.

Dari kisah tersebut hikmah yang dapat kita ambil adalah tentang ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya dan kesabaran serta keikhlasan dalam menerima dan menjalani perintah Tuhannya. Apapun itu harus rela untuk dikorbankan karena pada hakikatnya semua yang kita punya adalah milik-Nya.

Semoga kita bisa selalu seperti Nabi Ibrahim yang sangat taat pada perintah Tuhannya dan bisa sesabar dan seikhlas Nabi Ismail yang menyerahkan segala jiwa dan raganya untuk ibadah kepada Allah SWT.

*sumber foto google

Oct 8, 2012

Tahammul Hadis-Majlis Sima' Hadis Kitab As-Syamail Al-Muhammadiyah li Al-Imam At-Tirmidzi


Dalam musthalah hadis terdapat berbagai macam jenis ilmu hadis. Mulai dari ilmu hadis riwayat dan diroyat serta jenis-jenis ilmu hadis lainnya. Kali ini saya ingin membahas sedikit tentang طرق التحمل    الرواية .
Untuk mendapatkan sebuah hadis, kita harus melalui  proses طرق التحمل الرواية  (jalan untuk mendapatkan hadis).
 التحمل menurut bahasa adalah isim masdar dari fi’il تحمّل . artinya adalah pembebanan. Sedangkan menurut istilah adalah  أخذ الحديث ممن أضيف اليه بالمباشرة أو الواسطة بطريق من طرق الأخذ الثمانية yaitu pengambilan hadis dari orang yang disandarkan padanya (hadis) secara langsung atau dengan perantara melalui salah satu cara dari delapan cara yang ada.
Yang di maksud dengan مباشرة adalah pengambilan atau periwayatan hadis secara langsung kepada sumbernya. Contohnya adalah para sahabat mengambil atau meriwayatkan hadis marfu’ langsung dari Rasulullah SAW. Para tabi’in meriwayatkan hadis mauquf langsung dari sahabat. Dan atba’ attabi’in meriwayatkan hadis maqtu’ langsung dari tabi’in.
sedangkan yang dimaksud dengan  بالواسطة  adalah seorang muhdis (perawi hadis) meriwatkan hadis dengan cara belajar dan mendengar hadis dari gurunya, yang mana gurunya tersebut mendapatkan hadis juga melalui perantara gurunya dan begitu seterusnya hingga sampai pada Rasulullah SAW.
Adapun delapan cara periwayatan hadis adalah sebagai berikut:
1.     السماع 
             Periwayatan hadis dengan cara ini adalah bentuk periwayatan yang paling tinggi. السماع disebut juga     .قراءة الشيخ
    Periwayatan dengan cara  ini adalah seorang perawi mendengar hadis langsung dari lisan Syaikhnya. Baik penyampaian hadis tersebut dari kitab yang dibacakan atau dari hafalan beliau.  Baik didiktekan penulisannya ataupun tidak.
     Periwayatan hadis seperti ini sudah dilakukan sejak zaman Nabi SAW. Yaitu para sahabat mendengar hadis langsung dari nabi dan diriwayatkan kepada yang lainnya juga secara sima’.

2.     القراءة على الشيخ

Periwayatan dengan cara ini mulai dilakukan ketika pembukuan hadis telah tersebar luas.
Yaitu dengan cara bahwa seorang murid membacakan hadis di depan Syaikhnya. Dan Syaikhnya tersebut diam atau mengucapkan kalimat yang menunjukkan bahwa bacaan tersebut muwafiq  atau sesuai dengan hafalannya atau dengan kitab yang ada ditangannya.

Adapun derajat periwayatan hadis dengan cara ini, menurut pendapat kebanyakan ulama adalah di bawah derajat السماع.

3.     الإجازة

Yaitu seorang Syaikh mengizinkan kepada muridnya untuk meriwayatkan hadis yang didengar olehnya atau hadis yang tertulis dalam buku yang disusunnya. Meskipun murid tersebut tidak mendengar hadis tersebut lansung dari dirinya atau tidak membacakan hadis tersebut dihadapannya. Dengan mengatakan: “aku ijazahkan kepadamu apa yang engkau riwayatkan dari diriku yang ada dalam kitab fulan, atau hadis yang ada padamu yang sesuai dengan apa yang aku dengar”.

Periwayatan dengan ijazah ada tujuh  cara diantaranya:

a.       أن يجيز معينا لمعين (mengijazahkan kepada orang tertentu dengan kitab tertentu)
Contohnya adalah ‘aku ijazahkan kepadamu kitab Shahih Bukhari.

b.      أن يجيز معينا غيره (mengijazahkan kepada orang tertentu dengan sesuatu yang tidak ditentukan)

c.       أن يجيز غير معين بوصف العموم  (mengijazahkan kepada siapa saja dengan menggunakan kalimat yang menunjukkan untuk umum atau orang banyak)


d.      إجازة بمجهول (mengijazahkan kepada orang tertentu dengan kitab yang tidak diketahui atau dengan kitab yang tidak dikenal kebanyakan orang)

e.      الإجازة للمعدوم (mengijazahkan kepada orang yang tidak ada atau belum lahir)


f.        اجازة ما لم يتحمله المجيز (mengijazahkan hadis yang belum didengar oleh mujiz)

g.       اجازة المجاز  (mengijazahkan hadis yang didapat dari cara ijazah juga)

Sebagaimana kita ketahui di atas bahwa ijazah adalah izin yang diberikan oleh seorang guru kepada muridnya untuk meriwayatkan hadis tanpa قراءة   atau سماعة. Maka tidak semua orang mampu menagambil ilmu hanya dari kitab tanpa penjelasan dari seorang guru. Karena itu diwajibkan periwayatan hadis dengan cara ini adalah orang yang mahir dan ‘alim sehingga tidak akan terjerumus pada keraguan dan salah paham. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abd Al-Barri dalam kitab  جامع بيان العلم و فضله   bahwa periwayatan dengan Ijazah tidak boleh dilakukan kecuali bagi orang yang pandai dan dalam ilmunya, mengetahui cara mengambil dan menerima hadis serta hadis yang diriwayatkan tersebut adalah sesuatu yang ma’ruf dalam sanadnya.

4.     المناولة

Yaitu seorang guru memberikan kitab atau hadis tertulis kepada muridnya untuk diriwayatkan kembali dan diaplikasikan.

Periwayatan dengan cara ini ada tiga macam:

a.       مناولة مع إجازة yaitu seorang Syaikh memberikan sebuah kitab atau hadis yang tertulis kepada muridnya dengan mengucapkan:” Aku berikan kitab ini kepadamu serta aku ijazahkan kepadamu periwayatannya. Maka terimalah dan riwayatkanlah”.

b.      Seorang Syaikh berkata kepada muridnya:” Ambillah kitab ini. Telitilah! Kemudian kembalikan padaku”.
Dan Syaikh tersebut tidak menyebutkan kalimat yang menunjukkan bahwa beliau mengijazahkan hadis dan periwayatannya kepada muridnya.

c.      Seorang murid datang kepada Syaikhnya dengan membawa kitab yang berisi hadis yang ia dengar dari Syaikhnya untuk diteliti dan diperiksa oleh Syaikhnya. Setelah itu Syaikhnya berkata: “Riwayatkanlah hadis dariku ini”. Periwayatan dengan cara ini di sebut juga عرض المناولة

5.     المكاتبة

Yaitu seorang Syaikh menuliskan hadis dengan tulisan tangannya sendiri atau memerintahkan muridnya untuk menuliskannya, untuk diberikan kepada orang yang belajar padanya yang ada dihadapannya atau untuk dikirim kepada orang yang tidak hadir di majlis ilmu tersebut.

6.     الوصية

Periwayatan dengan cara ini termasuk ke dalam jenis Ijazah. Karena seorang موصى  (pemberi wasiat) mewasiatkan kepada موصى له  (penerima wasiat) untuk meriwayatkan hadis tertentu.
Adapun bentuk periwayatan hadis dengan cara wasiat adalah bahwa seorang Syaikh menjelaskan atau menyampaikan wasiatnya ketika sedang dalam perjalanan atau dalam keadaan sakitnya menjelang ajal kepada muridnya atau orang yang disebutkan untuk meriwayatkan hadis tertentu yang beliau sampaikan sebelumnya.

7.     الإعلام

Yaitu seorang Syaikh menmberitahukan dan menjelaskan kepada muridnya dari mana hadis tersebut didapat dan didengarnya, tanpa memberikan izin kepada muridnya untuk meriwayatkannya kembali.

8.     الوجادة

Yaitu menngambil hadis dari buku-buku atau lembaran-lembaran tanpa melalui سماع , إجازة   atau مناولة .

Demikian diatas beberapa bentuk periwayatan hadis yang dilakukan oleh ulama-ulama hadis untuk mendapatkan hadis dan meriwayatkannya.

Alhamdulillah pada tanggal 4-5 september 2012 lalu saya berkesempatan untuk hadir dan  mensima’ hadis  serta mendapat periwayatan hadis dengan cara Ijazah di مجلس سماع الحديث كتاب الشمائل المحمدية للإمام الترمذي  bersama Syaikh Muhammad Awwad Almangosh dari Libia.

Pada acara tersebut hadir kurang lebih seratus peserta sima’ hadis yang terdiri dari ikhwan dan akhwat dari berbagai macam Negara. Berikut adalah foto-foto pada acara tersebut:

Syaikh Muhammad Awwad Al-Mangosh


Peserta Majlis Tasmi' Hadis
Kitab As-Syamail Al-Muhammadiyah li Al-Imam At-Tirmidzi




Kitab As-Syamail Al-Muhammadiyah
li Al-Imam At-Tirmidzi

Ijazah Tasmi' Hadis





Demikianlah beberapa Foto dari Majlis Tasmi' Hadis Kitab As-Syamail Al-Muahammadiyah li Al-Imam At-Tirmidzi. Mudah-mudahan saya bisa hadir diberbagai majlis hadis lainnya dan bisa berbagi pengalaman kembali bersama  teman-teman semua... amin.. 




Aug 3, 2012

Pewaris Para Nabi


Ziarah kali ini adalah ziarah para Aulia di seputar kawasan Saidah Aisyah, Kairo. Di kawasan ini terdapat banyak makam para waliullah yang dengan penuh semangat menyebarkan agama islam. Selain itu banyak juga makam para ulama-ulama terkemuka yang di makamkan di kawasan tersebut.

Berikut beberapa gambar makam dan biografi waliullah dan ‘alim ulama tersebut:

  •   Makam Imam Syafi’i

Makam Imam Syafi'i

Imam Syafi’I merupakan salah satu imam mazhab Fiqh terkenal di dunia. Selain seorang faqih, beliau juga seorang muhaddits.  Beliau lahir di Gazzah Palestina pada tahun 150 H. Nasab keturunan beliau bertemu dengan Rasulullah SAW di garis ’Abdi Manaf.
Sejak kecil beliau sudah hafal Al-Qur’an dan mempelajari ilmu-ilmu agama yang lainnya. Beliau melakukan banyak perjalanan dalam mencari ilmu. Di antaranya adalah ke Madinah berguru pada Imam Malik bin Anas dengan mempelajari kitab Al-Muwattha’.

  •   Imam Laist bin Sa’ad


Makam Imam Laits bin Sa'ad



Ziarah bersama
Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa At-Taqwa (IKPMA)




 Beliau adalah ulama Hadits dan Fiqh. Lahir di  Qalqasyandah pada bulan Sya’ban tahun 94 H. beliau adalah ulama hadits terkemuka yang terpercaya hafalannya. Banyak ulama hadist yang belajar dan meriwayatkan hadits darinya. Beliau wafat pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 175 H.

  •    Ibnu Hajar Al-Asqalani


Makam Ibnu Hajar al-Asqalani







ini adalah makam al-hafiz Ahmad bin Ali bin Muhammad yang di kenal dengan nama Ibnu Hajar al-'Asqalani. Beliau adalah ulama hadis terkenal. Diantara buku karangan beliau yang paling terkenal adalah Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari dan Bulughul Maram. beliau wafat pada tahun 852 H dan di makamkan di Mesir.

  •    ‘Uqbah bin ‘Amir

Makam sahabat 'Uqbah bin 'Amir




 Beliau adalah salah satu sahabat Rasulullah yang di utus untuk menjadi wali di Mesir. Beliau menyaksikan perjanjian ‘Aqobah Ula dan mengikuti perang Uhud.

Beliau adalah seorang yang alim dalam ilmu faraidh dan fiqh, fasih dalam lisan, seorang penyair serta penulis. Beliau termasuk ke dalam salah satu orang yang menggabungkan atau mengumpulkan Al-Qur’an menjadi sebuah mushaf. Dan beliau mempunyai mushaf sendiri yang ditulis dengan tulisan tangan miliknya.

Beliau meriwayatkan hadits dari Rasulullah sebanyak lima puluh lima hadits. Beliau wafat di Mesir pada tahun 59 H, dan di semayamkan di pemakaman Jabal Muqattam Mesir.

  •    Ibnu ‘Athoillah as-Sakandari

Masjid tempat dimakamkan Syaikh Ibnu 'Athoillah as-Sakandari


Makam Syaikh Ibnu 'Athoillah as-Sakandari




 Beliau adalah salah satu ulama sufi tarekat As-Syadzili. Beliau lahir di Iskandariyah (Alexandria) pada tahun 655 H dan wafat pada tahun 709 H.


Demikianlah beberapa gambar makam dan sedikit biografi para ulama-ulama islam yang berada di Mesir. Semoga Allah menempatkan mereka di taman syurga-Nya yang terindah. amin... dan ilmu-ilmu beliau bisa sampai pada kita, dan kita bisa menjadi penerus beliau  semua sehingga khazanah ilmu dan peradaban islam tidak hilang ditelan zaman. Karena ilmu para ulama tersebut semuanya kembali dan bersumber dari Rasulullah SAW yang mereka pelajari dari guru-guru beliau yang pada akhirnya bersambung sampai pada Rasulullah SAW.