Mar 7, 2012

رب أخ لم تلده أمك


Assalamu’alaikum kawan semua…
Ini adalah tulisan pertama saya di blog ini. Sebenernya sih lebih ke arah curhat dari pada disebut “tulisan”. 

Pernahkah kalian mendengar istilah رب أخ لم تلده أمك   (terkadang seorang saudara bukanlah orang yang lahir dari rahim ibumu). Istilah ini baru saya dapati beberapa hari yang lalu pada saat daurah nahwu di Markaz Kalimah for teaching arabic as a foreign language.

Dan hal itu benar adanya dalam kehidupan kita tanpa kita sadari. Pasti kita mempunyai orang-orang terdekat dalam hidup kita. Bahkan tahu segala rahasia hidup kita lebih banyak dari pada keluarga kita sendiri. Mereka adalah orang-orang yang tanpa sadar telah menyayangi kita dan kitapun menyayanginya. Dan tanpa sadar pula mereka adalah layaknya saudara kandung kita sendiri.

Tahukah kalian siapa yang terbesit dibenakku saat kalimat رب أخ لم تلده أمك   terlontar oleh pengajar pada saat itu? Aku langsung teringat saudara-saudaraku yang telah menemaniku dan menjadi sahabat sekaligus keluarga yang tak tertandingi perhatian dan kasih sayangnya selama aku tinggal di Mesir. Mereka adalah sahabat-sahabatku yang terangkum dalam sebuah keluarga bernama Al-Asas. Persaudaraan kami terjalin ketika kami sama-sama melangkahkan kaki menuju Bumi Para Nabi ini. Dengan satu misi dan visi ketika itu. Kami semua secara tidak langsung telah berikrar bahwa kami adalah keluarga yang akan saling menjaga dan melindungi. Dan inilah kami…





 Jika selama ini kita sering mendengar kata-kata أحبكم في الله    . maka inilah cinta tersebut. Cinta yang didasari tujuan untuk saling menjaga karena Allah. Disaat tidak ada keluarga yang mendampingi di saat sulit dalam belajar, lelah dengan hingar bingar Mesir, dan lain sebagainya mereka selalu siap merentangkan tangannya dan merangkul dengan penuh cinta. Sebagaimana yang dikatakan pepatah Arab سافر تجد عوضا عن من تفارقه    (merantaulah, maka akan kau dapati pengganti orang-orang yang telah kau tinggalkan). Dan merekalah pengganti tersebut. Pengganti yang selalu memberikan cinta denga tulus karena Allah.

Aku teringat Pada akhir April 2009 kami semua berangkat menuju Negeri Seribu Menara ini dengan langkah yang berat. Berat meninggalkan keluarga yang melambaikan tangan dengan penuh harapan akan keberhasilan kami. Dengan tangis yang tak tertahan kami meninggalkan tanah air tercinta. Dengan rasa takut yang menghantui, mampukah kami bertahan hidup jauh dari keluarga, hidup sendiri tanpa sanak saudara dan lain sebagainya. Tapi semua rasa takut itu hilang dengan adanya mereka disampingku. Mereka yang sebenarnya juga merasakan apa yang kurasakan. Dan Alhamdulillah apa yang kutakutkan tidak terjadi. Karena aku mempunyai sahabat yang penuh perhatian.

 Hampir tiga tahun sudah aku tinggal di Mesir dan menuntut ilmu di universitas islam tertua di dunia Al-Azhar University. Sudah banyak hal yang ku lalui. Suka, duka, semangat, jenuh, asam, manis, pahit dan sebagainya telah kurasakan. Semuanya semakin membuatku dewasa dan bijak dalam menyikapi setiap masalah ( ga sering2 juga sih kaya gini.. :p ) tapi yang pasti semua rasa itu membuatku semakin sayang pada sahabat-sahabat seperjuanganku. Aku jadi teringat pada saat acara ulang tahun ke-2 kedatangan kami di Hadiqah Al-Azhar (hadiqah ini sampai kami beri nama Hadiqah Al-Asas, karena ada cerita tersendiri mengapa kami namakan dengan nama tersebut, nanti aja ya ceritanya ) ketika setiap di antara kami diperkenankan untuk mengeluarkan isi hatinya tentang persahabatan dan persaudaraan kami. Dan detik-detik itu adalah detik-detik yang sangat menyentuh bagiku dan juga bagi yang lain pastinya. Karena kami bisa mengetahui  seberapa besar arti persahabatan kami. Ya Allah jagalah selalu persahabatan dan persaudaraan kami. Agar kami bisa selalu saling mengingatkan di saat tidak ada orang tua yang mengawasi dan menegur kami. Agar kami bisa saling menyemangati di saat semangat belajar mulai memudar tergores rasa malas yang selalu mennnyelimuti. Agar kami bisa saling menjaga dan menyayangi karena-Mu dan saling menopang untuk terus berjalan di jalan lurus-Mu.




Dulu mungkin ketika kami sama-sama melangkahkan kaki menuju Bumi Para Nabi ini, kami mempunyai visi dan misi yang sama. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya kami menemukan jalan hidup kami masing-masing. Sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bahkan ada di antara kami yang sudah menemukan pasangan sehidup semati mengikat cinta atas nama Allah dalam ikatan pernikahan. Meski demikian, persahabatan dan persaudaraan kami tetap terjalin dengan indah dan bahkan semakin erat. Semoga Allah selalu menjaga ukhuwah kita dan memudahkan segala urusan kita. Amin…

No comments:

Post a Comment