Islam adalah agama samawi
penutup yang dibawa oleh seorang Nabi yang juga merupakan penutup para Nabi.
Beliau adalah Muhammad Ibnu Abdillah. Dengan kesempurnaan kholq dan khulq.
Beliau menyebarkan islam dengan penuh perdamaian sesuai dengan perintah Allah.
Namun, banyak para orientalis
mengatakan bahwa islam tersebar melalui kekerasan. Sebagaimana yang tercatat
dalam sejarah bahwa Nabi Muhammad banyak melakukan perang ke berbagai daerah
taklukkan. Sehingga islampun saat ini disebut sebagai agama teroris. Karena
dituduh selalu melakukan serangan-serangan yang menghancurkan dan meresahkan
penganut agama lain.
Tentu saja tudingan ini
adalah tudingan yang sangat tidak beralasan. Mereka mengatakan bahwa islam
disebarkan melalui kekerasan adalah hal yang sangat salah. Mereka hanya
menyebut nama-nama peperangan yang dilakukan Nabi tanpa menyebutkan sebab dan
musabbab perang tersebut. Adapun tudingan mengenai Islam adalah teroris, saya
rasa semua orang di dunia ini sebenarnya bisa melihat dengan jelas siapa yang
sebenarnya teroris. Dan semua orangpun pastinya tahu bahwa tudingan tersebut
hanyalah fitnah belaka.
Di sini saya tidak akan
membahas masalah islam adalah teroris. Karena sebagaimana yang saya katakana di
atas. Bahwa pernyataan tersebut tidak perlu klarifikasi. Dan di sini saya hanya
ingin menuliskan sedikit tentang sebab terjadinya perang pada zaman Nabi
Muhammad yang dijadikan rujukan orientalis bahwa islam disebarkan melalui
kekerasan.
Sebagaimana yang saya ambil
dari Al Azhar Magazine bulan Maret 2012 dan rujukan ke beberapa buku tentang
sejarah islam. Inilah sebab musabbab terjadinya perang pada masa penyebaran
islam.
v
Gazwat (perang yang diikuti oleh Nabi) yang
pertama kali adalah Perang Al-Abwa’ pada tahun 2 H/623 M di perkampungan
Waddan. Pada saat itu Rasulullah melakukan perjanjian perdamaian dengan Majdi
bin ‘Amr al-Juhni untuk tidak melakukan serangan ke Madinah. Rasulullah
melakukan perjanjian perdamain tersebut bersama dengan pemuka Bani Dhamrah. Dan
perjanjian tersebut dilakukan semata-mata untuk keamanan kota Madinah dan juga
untuk kemaslahatan penduduk sekitar Madinah.
v Perang
Badr (17 Ramadhan 2 H/ 15 Maret 624 M). perang ini adalah sebagai bentuk
pertahanan kaum muslimin terhadap serangan yang dilakukan oleh Quraisy di bawah
pimpinan Abu Jahal bin Hisyam. pada saat itu, kaum muslimin hanya ingin
mengambil kembali harta mereka yang telah di rampas oleh kaum musyrikin pada
saat mereka hijrah ke Madinah. Namun kaum musyrikin mengirimkan banyak pasukan
untuk menyerang kaum muslimin yang pada saat itu hanya berjumlah sekitar 313
orang.
v Perang
As-Sawieq (5 Dzulhijjah 2 H/ 29 Mei 624 M). perang ini adalah sebagai
perlawanan terhadap Abu Sufyan yang pada saat itu ingin membalas dendam atas
kekalahan Quraisy pada perang Badr. Abu Sufyan bekerja sama dengan pemuka Bani
Nadhir menyusup ke dalam kota Madinah. Dan berhasil membunuh dua orang anshar
dan membakar ladang milik keduanya.
v Perang
Uhud (7 Syawal 3 H/ 23 Maret 625 M). perang ini adalah sebagai bentuk
perlawanan terhadap kafir Quraisy yang pada saat itu masih menanam dendam atas
kekalahan mereka pada perang Badr. perang yang sengaja dipersiapkan oleh pemuka
Quraisy yang selamat dari perang Badr. Dengan meminta bantuan materi pada Abu
Sufyan yang merupakan konglomerat Quraisy.
v Perang
Khandaq (Syawal 5 H/April 627M). perang ini sebagai perlawanan terhadap kaum
kafir. Pada saat itu pemuka Yahudi dari Bani Nadhir melakukan
kesepakatan dengan kafir quraisy untuk memerangi Nabi dan kaum muslim di
Madinah.
v Perang
Mu’tah (Jumadil Aula 8 H/629M). perang ini adalah perang pertama kaum muslimin
melawan pemerintahan Bizantium. Sebab terjadinya perang adalah karena salah seorang utusan pembawa risalah keagamaan yang dikirim oleh Nabi SAW ke berbagai daerah di bawah kekuasaan Bizantium di
bunuh.
v Fath
Makkah (pembebasan kota Makkah) terjadi pada 10 Ramadhan 8 H/ awal Januari 630
M. peristiwa ini terjadi setelah sebelumnya Quraisy melanggar perjanjian
Hudaibiyah pada Tahun 6 H.
v Perang
Tabuk (9 H/ 630 M). perang melawan Bizantium. Dan tidak terjadi peperangan
didalamnya. Karena pada saat itu Rasulullah SAW bertemu dengan raja Heraclius
dan menyeru pada islam.
v Adapun peperangan
Nabi melawan Yahudi seperti perang Bani Qainuqa’ (pertengahan bulan Syawal 2
H/April 624 M), perang melawan Bani Nadhir (4 H/625 M), perang melawan Bani
Quraizhah (Dzulhijjah 5 H/ 627 M), dan perang melawan Yahudi Khaibar (akhir
Muharram & H/ akhir Mei 628 M) adalah sebagai bentuk perlawanan terhadap
mereka yang selalu melanggar perjanjian.
Demikianlah
beberapa peperangan yang dilakukan kaum muslimin. Yang semuanya adalah bentuk
perlawanan terhadap musuh-musuh islam. Dan islam tidak pernah memulai terlebih
dahulu peperangan. Karena islam disebarkan dengan perdamaian. Sebagaimana
kaidah dakwah dalam islam yang terdapat dalam Alqur’an al-Karim:
أدع
إلى سبيل ربك بالحكمة و الموعظة الحسنة و جادلهم بالتي هي أحسن (النحل:125)
و
قولوا للناس حسنا (البقرة:83)
Selain peperangan di atas. Ada juga peperangan lain
yang di dalamnya tidak terjadi penyerangan. Ada yang hanya sebatas gertakan.
Ada juga yang tidak terjadi perang karena musuh mundur lebih dahulu dan lain
sebagainya. Allahumma tsabbit qulubana
‘ala dinik.