Assalamu’alaikum
kawan semua…
Ini
adalah tulisan pertama saya di blog ini. Sebenernya sih lebih ke arah curhat
dari pada disebut “tulisan”.
Pernahkah
kalian mendengar istilah رب أخ لم تلده أمك (terkadang seorang
saudara bukanlah orang yang lahir dari rahim ibumu). Istilah ini baru saya
dapati beberapa hari yang lalu pada saat daurah
nahwu di Markaz Kalimah for teaching arabic as a foreign language.
Dan hal itu benar adanya dalam kehidupan kita tanpa
kita sadari. Pasti kita mempunyai orang-orang terdekat dalam hidup kita. Bahkan
tahu segala rahasia hidup kita lebih banyak dari pada keluarga kita sendiri.
Mereka adalah orang-orang yang tanpa sadar telah menyayangi kita dan kitapun
menyayanginya. Dan tanpa sadar pula mereka adalah layaknya saudara kandung kita
sendiri.
Tahukah kalian siapa yang terbesit dibenakku saat
kalimat رب أخ لم تلده أمك terlontar oleh pengajar pada saat itu? Aku langsung
teringat saudara-saudaraku yang telah menemaniku dan menjadi sahabat sekaligus
keluarga yang tak tertandingi perhatian dan kasih sayangnya selama aku tinggal
di Mesir. Mereka adalah sahabat-sahabatku yang terangkum dalam sebuah keluarga
bernama Al-Asas. Persaudaraan kami terjalin ketika kami sama-sama melangkahkan
kaki menuju Bumi Para Nabi ini. Dengan satu misi dan visi ketika itu. Kami
semua secara tidak langsung telah berikrar bahwa kami adalah keluarga yang akan
saling menjaga dan melindungi. Dan inilah kami…
Jika selama ini kita sering mendengar kata-kata أحبكم في الله . maka inilah cinta tersebut. Cinta yang didasari tujuan untuk saling menjaga karena Allah. Disaat tidak ada keluarga yang mendampingi di saat sulit dalam belajar, lelah dengan hingar bingar Mesir, dan lain sebagainya mereka selalu siap merentangkan tangannya dan merangkul dengan penuh cinta. Sebagaimana yang dikatakan pepatah Arab سافر تجد عوضا عن من تفارقه (merantaulah, maka akan kau dapati pengganti orang-orang yang telah kau tinggalkan). Dan merekalah pengganti tersebut. Pengganti yang selalu memberikan cinta denga tulus karena Allah.
Aku teringat Pada akhir April 2009 kami semua
berangkat menuju Negeri Seribu Menara ini dengan langkah yang berat. Berat
meninggalkan keluarga yang melambaikan tangan dengan penuh harapan akan
keberhasilan kami. Dengan tangis yang tak tertahan kami meninggalkan tanah air
tercinta. Dengan rasa takut yang menghantui, mampukah kami bertahan hidup jauh
dari keluarga, hidup sendiri tanpa sanak saudara dan lain sebagainya. Tapi
semua rasa takut itu hilang dengan adanya mereka disampingku. Mereka yang
sebenarnya juga merasakan apa yang kurasakan. Dan Alhamdulillah apa yang
kutakutkan tidak terjadi. Karena aku mempunyai sahabat yang penuh perhatian.
Hampir tiga
tahun sudah aku tinggal di Mesir dan menuntut ilmu di universitas islam tertua
di dunia Al-Azhar University. Sudah banyak hal yang ku lalui. Suka, duka,
semangat, jenuh, asam, manis, pahit dan sebagainya telah kurasakan. Semuanya
semakin membuatku dewasa dan bijak dalam menyikapi setiap masalah ( ga sering2
juga sih kaya gini.. :p ) tapi yang pasti semua rasa itu membuatku semakin
sayang pada sahabat-sahabat seperjuanganku. Aku jadi teringat pada saat acara
ulang tahun ke-2 kedatangan kami di Hadiqah Al-Azhar (hadiqah ini sampai kami
beri nama Hadiqah Al-Asas, karena ada cerita tersendiri mengapa kami namakan
dengan nama tersebut, nanti aja ya ceritanya ) ketika
setiap di antara kami diperkenankan untuk mengeluarkan isi hatinya tentang
persahabatan dan persaudaraan kami. Dan detik-detik itu adalah detik-detik yang
sangat menyentuh bagiku dan juga bagi yang lain pastinya. Karena kami bisa
mengetahui seberapa besar arti
persahabatan kami. Ya Allah jagalah selalu persahabatan dan persaudaraan kami.
Agar kami bisa selalu saling mengingatkan di saat tidak ada orang tua yang
mengawasi dan menegur kami. Agar kami bisa saling menyemangati di saat semangat
belajar mulai memudar tergores rasa malas yang selalu mennnyelimuti. Agar kami
bisa saling menjaga dan menyayangi karena-Mu dan saling menopang untuk terus
berjalan di jalan lurus-Mu.
Dulu mungkin ketika kami sama-sama melangkahkan kaki
menuju Bumi Para Nabi ini, kami mempunyai visi dan misi yang sama. Namun
seiring berjalannya waktu, akhirnya kami menemukan jalan hidup kami
masing-masing. Sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bahkan ada di antara kami
yang sudah menemukan pasangan sehidup semati mengikat cinta atas nama Allah dalam
ikatan pernikahan. Meski demikian, persahabatan dan persaudaraan kami tetap
terjalin dengan indah dan bahkan semakin erat. Semoga Allah selalu menjaga
ukhuwah kita dan memudahkan segala urusan kita. Amin…
No comments:
Post a Comment